Pages

Thursday, October 1, 2015

Sang Sedih Hati, Sang Bertepuk Tangan

Dengan nama Allah, arRahman, arRahim.


kreditto.


Hati sedih, tapi bertepuk tangan?
Wuish nampak tabah?

Whoopsss ini bukan cerita tentang ketabahan seorang manusia, tapi ini tentang betapa lemahnya kita manusia, dan mungkin kita tak sangka, bahwa punca kegembiraan syaiton adalah disebabkan kita. Walaupun kita mengaku syaiton itu musuh yang palinggg kita benciiii.

Mungkin dah boleh agak kot, ini mengenai apa? Yalah, kita ni kan sama sama manusia. Huhuhuhuhu.

Okeh. Cuba perati kata peringatan chinta Allah ni dengan mata hati. Mata hati, bukan sekadar dua mata yang berbiji.

ولا تتبعوا خطوات الشيطان إنه لكم عدو مبين

"...dan janganlah kamu ikuti langkah langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu merupakan musuh yang nyata bagimu."
[alBaqarah; 208]


Bercerita tentang dosa, tak lari perkaitannya antara manusia, nafsu dan syaiton.

Pernah tak, kita dulu menyampah gila dengan perangai sorang manusia tu sebab dosa dia, tapi sekarang, tiba giliran kita menyampah dan membenci dosa yang kita buat? Sampaikan kadang tu diri sendiri pun kita rasa benci. Pernah?

Betapa dosa itu perlahan-lahan membunuh iman kita, perlahan-lahan menjauhkan hamba dari Robbnya, dan betapa dosa itu menarik kuat kita ke neraka, bahkan melarikan kita jauh dari surga. Na'uzubillah.

Manusia tu sebenarnya tak kuat pun, tak hebat pun, tapi selalu bajet je lebih konon diri kuat, hebat. Tapi bila Allah jentik dengan ujian sikit, hekeleh terus jatuh, terus lembik merengek-rengek. 

Tapi jika manusia itu seorang mukmin, dia adalah seorang manusia yang benar benar kuat kerana tak pernah menjauh dari Allah, di saat susah dan senang tak pernah lupa pada Allah, sabar, ridho, dan menggantungkan harap hanya pada Allah. Dan itulah yang menjadi asas kekuatan yang dipinjam dan dihadiahkan  Allah saat dijentik mahupun dihujani lebat dengan ujian.

Kembali pada peringatan chinta Allah tadi, "janganlah kamu ikuti langkah-langkah syaitan.."

Langkah-langkah syaiton? Apa tu? Hm apa tu? Apa tuuuu?

Ya, syaiton sentiasa berusaha mengumpan nafsu kita dengan helahnya. Salah jika selama ini kita memandang rendah pada mereka, kerana mereka juga punya strategi penyesatan [untuk menyesatkan] yang tak kurang hebat dan gempakkk.

Syaiton menggoda kita dengan menghiasi setiap langkah yang kita pilih, langkah yang menjauhkan kita dari Robb, bahkan menarik kita menjadi golongan yang rugi dunia akhirat.


Tersangkut jahiliyah. Aiyokkk.

Antara helahnya, syaiton menghiasi perkara haram dengan kebaikan. Dan bila seseorang itu 'mencuba', dia akan menaiki tangga seterusnya, lalu terjebak dalam langkah susunan syaiton untuk menyesatkannya.

Dan di saat melangkah dengan langkahan syaiton itu, ada di antara manusia yang Allah campakkan kesedaran dalam hatinya, ada yang Allah getarkan imannya menjadi 'alarm' dosa, dan ada juga, yang Allah pekakkan telinga, dibutakan mata dan dikunci mata hati dari mendengar, menghayati, memahami serta tunduk pada perintah, juga kata-kata peringatan chinta dari Robb, kerana mabuk menjadi hamba kepada nafsu dan dosa. Na'uzubillah.

Jangan Berputus Asa!

"Laa taqnatuu mirrahmatillah.." [azZumar; 53]

Apa pun saya yakin, yang sudi membaca tulisan saya ini, adalah hamba Allah yang beriman, dan tergolong dalam kalangan mereka yang Allah anugerahkan kesedaran di saat melakukan dosa, merasa serba salah, gelisah, menyesal dengan dosa. Percayalah, itu merupakan 'signal' masih ada cahaya iman yang bersinar terang dalam hati. Sambut dan genggamlah cahaya itu, jangan dibiar kelam dan hilang tak kembali.

Bila rasa menyesal, rasa benci dengan diri sendiri sebab bina bergunungan dosa, jangan pernah tangguh taubat. Terus istighfar, tekad untuk tinggalkan dosa tu. Takut nak taubat nasuha sebab akan ulangi dosa yang sama? Tenang, segerakan taubat. Bila buat lagi? Taubat. Buat lagi? Taubat.

Teruskan istighfar dan bertaubat tanpa asa dan lelah! Moga saat nafas terhenti, kita meninggalkan jasad dalam keadaan hati yang sejahtera dengan taubat.

Tapi dosa banyaaak sangaaaat? Bergunungan? Takut Allah tak ampun?

Tenang. Sedangkan Allah itu alGhaffar. Husnuzhonlah dengan Allah.

"Wahai anak-anak Adam, selagi mana engkau memohon dan mengharapkan dariKu, Aku ampunkan engkau walau apapun dosamu, Aku tidak peduli. Wahai anak-anak Adam, jika dosamu sampai ke puncak langit, lalu engkau memohon keampunan dariKu, Aku ampunkan engkau, Aku tidak peduli. Wahai anak-anak Adam, jika engkau datang kepadaKu dengan dosa yang hampir memenuhi bumi, namun engkau menemuiKu tanpa mensyirikkan Aku dengan sesuatu, nescaya Aku datang kepadamu dengan penuh keampunan." -Hadith Qudsi.
[Riwayat atTirmidzi]


Benarkan? Betapa Allah itu chinta pada kita!

Maka, jangan biarkan.

Di saat kita melakukan dosa, syaiton riang bertepuk tangan. Di saat syaiton menarik kita ke neraka, mereka turut riang bertepuk tangan. Sedangkan kita bersedih hati, menyesal kerana tertipu dengan langkah-langkah syaiton. Dan waktu itu, tiada lagi kata kembali, penyesalan juga tak punya erti, kerna saat itu kita bukan lagi penghuni dunia. Di depan kita cuma ada, tempat tinggal yang abadi buat kita selamanya.

Dan Bersegeralah!

"Wasaari'uu ila maghfirotimmirRobbikum.." [Ali 'Imran; 133]

Konklusinya, di saat kita lemas tenggelam dalam lembah kegelapan dosa, tapi masih mampu melihat sinar cahaya, segerakan taubat.

Buat dosa, segerakan taubat. Buat dosa, segerakan taubat. Buat dosa lagi? Segerakan taubat.



Menuju cahaya.

Dan betapa perlunya kita punya waktu berdua, menyendiri dengan Allah. Campakkan segala ego, perahkan air mata, luahkan permohonan ampun bagi segala dosa. Kerana kita cuma manusia lemah yang tak hidup selamanya, apa yang menjadi milik kita di dunia, cuma nikmat yang Allah pinjamkan sementara. Dan kepada Allah kita kembali akhirnya.

Maka. Manfaatkanlah nikmat anugerah Allah sebagai peluang dan saham untuk ke surga, bukan untuk menjadi sang hamba penderhaka.

Allahummaghfirlanaa. Allahumma tsabbit quluubanaa.
Tsabbit quluubanaa ya Robb.

Allahua'lam. 

No comments: