Pages

Wednesday, March 30, 2016

Selamanya Dichintai dan Dihargai

Dengan nama Allah, arRahman, arRahim.

Suatu hari. Salah seorang dari adik bulatan gembira saya bertanya, 
"apa nak buat, bila manusia tak hargai kita?" 

kreditto.

Benar, perasaan ingin dihargai pasti wujud dalam hati kita, manusia. Bahkan terkadang kita bersedih hati, disebabkan tak ada seorang manusia pun yang datang mengucapkan "terima kasih," lebih lagi apabila kita melakukan sesuatu hal yang bermakna buat mereka. 

Dan kita menganggap itu,
"Tak ada siapa pun hargai aku."
"Tak ada siapa pun ingat apa yang aku buat."
"Penat-penat aku tolong dia, dia tak cakap terima kasih sikit pun?!"

Ohh, ini sungguh sadis!

Ayolah, tajdid [perbaharui] kembali niat kita. Untuk apa, dan kerana apa kita melakukan amal solih merawat kondisi ummah, membantu teman-teman kita, ibu ayah kita, juga manusia manusia di sekeliling kita?

Apakah semata-mata kerana menginginkan penghargaan? Atau pujian?

Sedangkan penghargaan dan pujian itu terkadang mampu menjadikan kita bermegah bangga dengan amal solih kita? Menyuburkan penyakit hati yang membusuk dan menjadikan amal sia-sia?

Moga Allah mengampuni kelalaian kita, yang kadang melenyapkan Allah dari hati.

Betapa penyakit hati ini harus terus menerus kita tepis dengan sungguh-sungguh. Agar tak merebak di ruangan hati, lalu menggelincirkan kita dari menjadi golongan mukhlisin, bahkan berpotensi tinggi menjadikan kita golongan yang rugi. Rugi dunia akhirat.

Seringkali di saat perasaan ingin dihargai itu menjenguk di hati tak diundang, segerakan istighfar, mohon pada Allah agar terus dianugerahkan dan ditetapkan keikhlasan dalam beramal solih, bahkan juga dalam segenap hal yang kita lakukan. Moga Allah sentiasa melindungi kita dari syirik khofiy dan jaliy  enshaAllah.

Dan bilamana hati digeletek syaiton, menjadikan kita ketagih dan dahagakan pujian juga penghargaan, segera ingatkan kembali hati dengan firman Tuhan,

"Wakafaa billahi syaheeda."
"..dan cukuplah, Allah sebagai saksi."

Maka setelah itu, syaiton pun tak mampu mengganggu kita. Di saat hati kita benar-benar berpaut rapat dan erat dengan Allah. Tak ada satu halangan pun, yang mampu merusakkan teguhnya tali hubung kita dengan Allah, seandainya kita sentiasa mencuba dan mencuba, untuk terus mengikhlaskan hati dalam beramal, dan membersihkan niat dari segala sesuatu kotoran yang mampu mencemarkan kesucian ikhlas.

Moga dengan itu, amal kita terselamat dari menjadi debu-debu berterbangan, yang tak punya nilai sedikit pun, bahkan lenyap tanpa kesan bagaikan tak pernah terwujud.

"Dan Kami akan perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan."
[al Furqaan; 23]

kreditto.
 
Walau tak ada seorang manusia pun yang mengetahui dan memuji, walau tak ada seorang manusia pun yang menghargai, yakinlah, berbekalkan ikhlas di hati, Robbmu akan selalu, dan selamanya menchintaimu dan menghargaimu. 

"Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik."
[at Taubah; 120]

Moga Allah terus sudi, menganugerahi hati kita dengan ikhlas.

Allahua'lam.

No comments: